Bronco saat melepaskan roket FFAR
Ulah GPK (Gerakan Pengacau Keamanan) kerap harus dihadapi dengan  tindakan tegas, salah satunya dengan opsi militer. Nah, dari sekian  banyak cara untuk mematahkan aksi GPK, boleh jadi harus mencontoh  kehebatan pesawat tempur OV-10F Bronco, sebagai pesawat dengan turbo  propeller (baling-baling), Bronco sangat pas untuk misi anti gerilya  dengan kecepatan yang tak terlampau tinggi, pas untuk ”menghabisi”  secara akurat titik-titik konsentrasi pasukan gerilya GPK.
Bronco tergolong pesawat yang punya reputasi tempur tinggi, tak cuma  di kancah perang Vietnam, di Indonesia sendiri pesawat yang dijuluki  ”Kampret” ini punya reputasi yang memukau dalam banyak medan tempur.  Kiprah terbesarnya tak lain saat memberikan BTU (bantuan tembakan udara)  saat operasi Seroja melawan pasukan Fretilin di Timor-Timur, kemudian  Bronco juga terlibat aktif dalam mendukung operasi penumpasan GPK Aceh  Merdeka. Dan masih banyak operasi lain yang melibatkan Kuda liar ini.
OV-10F Bronco TNI-AU
Bronco dihadirkan oleh TNI-AU sebagai pengganti P-51 Mustang si  ”Cocor Merah” yang masuk dalam usia pensiun di era tahun 70-an. Bronco  dipandang sesuai untuk melakukan operasi pertempuran di dalam negeri,  khsusunya untuk meredam pemberontakan yang marak muncul di Tanah Air.  Hal ini disebabkan persenjatan Bronco memang dirancang untuk anti  personel. Yakni berupa empat pucuk senjata kaliber 12,7 mm di tiap-tiap  sponson-nya (merupakan modifikasi, bersi awalnya Bronco menggunakan  senjata M60 kaliber 7,6 mm), kemudian lima buah station dibawah fuselage  bomb untuk segala fungsi dan berat, mulai dari bom 100 Kg sampai 250 Kg  jenis ZAB, MK-28, OFAB dan bisa disiapkan dengan peluncur roket FFAR.
Untuk melindung pilot dan navigator dari terjangan peluru lawan,  canopy depan dan lantai dasar Bronco dibalut lapisan anti peluru. Bronco  juga punya kemampuan untuk menerjunkan pasukan. Dari semua negara  pengguna Bronco, termasuk US Air Force dan US Navy, baru Indonesia yang  pernah melaksanakan 
dropping pasukan. Salah satunya pernah  diadakan ”combat free fall” dengan jumlah empat orang dari ”pantat”  Bronco. Untuk misi jarak jauh, kompartmen di bagian ”pantat” bisa  disulap sebagai tanki bahan bakar, seperti digunakan saat penerbangan  ferry Bronco dari AS menuju Indonesia.
Penerjunan pasukan dari "pantat" Bronco
Jumlah Bronco yang dimiliki TNI-AU total ada 16 unit. Pada awal  kehadirannya Bronco masuk dalam skadron 3, kemudian berpindah menjadi  warga skadron 1 pembom. Seiring waktu berjalan dan pengabdian, jumlah  Bronco terus berkurang hingga hanya layak disebut sebagai ”unit” dan  nasibnya terselamatkan dengan pembentukan skadron udara 21. Ada kabar  sebelumnya bahwa Thailand akan menjual 20 Bronco kepada Indonesia, tapi  hingga kini belum ada realisasi lebih lanjut.
Manuver dua Bronco saat melintas
Dengan usia terbang yang lebih dari 30 tahun, membuat terbang Bronco  lumayan berisiko, terakhir sebuah Bronco jatuh pada bulan Juli 2007 di  area persawahan di kota Malang, dua awaknya dilaporkan tewas. TNI-AU pun  tengah menunggu untuk mendapatkan pengganti Bronco, kandidat yang  diajukan adalah EMB-314 Super Tucano dari Brazil dan KO-1 dari Korea  Selatan.
OV-10 Bronco US Marine, dilengkapi radar dan sensor kamera yang bisa berotasi
Dengan kecepatan terbang yang rendah, Bronco pas untuk aksi COIN (
Counter Insurgency),  tapi bisa jadi buah simalakama bila menghadapi senjata penangkis  serangan udara. Dengan kecepatan terbang yang rendah Bronco bisa jadi  santapan empuk meriam dan rudal anti pesawat. Hal inilah yang menjadi  kendala Bronco saat beraksi dalam perang Vietnam.
Sampai perang Teluk di tahun 1992, Bronco tetap eksis digunakan oleh  US Marine sebagai pesawat intai. Berbeda dengan Bronco milik TNI-AU,  Bronco milik US Marine dilengkapi alat pengintai canggih, kamera  terintegrasi, radar, FLIR (Forward Looking Infrared) dan lebih hebat  lagi Bronco US Marine bisa menggotong rudal udara ke udara Sidewinder.  Sayang Bronco TNI-AU tak sempat di upgrade untuk persenjataan lebih  canggih. Selain Indonesia, Bronco juga dipakai oleh Jerman, Thailand,  Venezuela dan AS tentunya.
Spesifikasi OV-10F Bronco 
Produsen        : North American, Rockwell Internationa
Kru                    : 2
Lebar sayap   : 12,9 meter
Tinggi               : 4,62 meter
Berat kosong        : 3,127 Kg
Berat Max Take off    : 6,522 Kg
Mesin             : 2 x Garret T76 G-410/412 turboprop, 715 hp (533 kW) each
Kecepatan Max    : 452 Km / jam
Jarak Tempuh        : 358 Km
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Artikel ini menurut Anda..