Thursday, 13 September 2012

Brigade infanteri 1 Jaya Sakti [KOSTRAD]



Brigade Infanteri 1 Pengaman Ibukota/Jaya Sakti atau Brigif 1/Jaya Sakti adalah kesatuan organik Kodam Jaya yang bertugas mengamankan ibukota RI.
Brigif-1 Pengaman Ibukota/Jaya Sakti lahir berdasarkan Surat Keputusan Pangdam V/Jaya No: Kpts/177-12/XII/1963 tanggal 27 Desember 1963 tentang Peresmian Pembentukan Brigif-1/Jaya Sakti.

Brigif-1 Pengaman Ibukota/Jaya Sakti memiliki Dhuaja "Jaya Sakti", yang mengandung arti bahwa setiap prajurit Brigif-1 Pengaman Ibukota/Jaya Sakti, dengan kewibawaannya senantiasa mengabdikan diri sebagai bhayangkari Nusa dan Bangsa dengan penuh kebenaran dan kejujuran.

Susunan Brigade

Formasi lengkap satuan di bawah Brigif 1/JS, adalah sebagai berikut:
  1. Yonif 201/Jaya Yudha (basis Gandaria, Jakarta Timur)
  2. Yonif 202/Taji Malela (basis Bekasi)
  3. Yonif 203/Arya Kemuning (Tangerang)
  4. Yonkav 9/Cobra di Serpong, Tangerang
  5. Peleton Intai Keamanan (Tontaikam)
  6. Kompi Protokol 

Penjelasan Satuan Brigade

Yonif 201/Jaya Yudha berdiri pada 28 Agustus 1961. Berdasarkan SK Pangdam V Jaya tanggal 10 Mei 1965, No KPTS-76-3/V/1965, Batalyon Infanteri 200/Jaya Yudha berubah menjadi Batalyon Infanteri 200/Jaya Yudha Brigif-1/Jaya Sakti Dam V/Jaya dan masuk dalam Brigif-1. Selanjutnya, Batalyon Infanteri 201/Jaya Yudha telah diregrup menjadi Batalyon Infanteri TOP-ROI 73 dengan kekuatan sebanyak 736 orang.
Yonif 201/JY telah berubah menjadi Yonif Mekanis 201/JY, satuan infanteri yang dilengkapi kendaraan tempur roda 6 jenis anoa buatan pindad.

Batalyon Infanteri 202/Taji Malela disingkat Yonif 202/Taji Malela sebelumnya adalah organik dari Kodam III/Siliwangi dan diserahkan ke Kodam Jaya pada tanggal 1 Januari 1964 berdasar SKEP No 126-2/II/1963 tertanggal 26 Desember 1966

Sejarah Pembentukan.
  • Didirikan pada tanggal 10 April 1948 dengan nama Batalyon IV/Ceremai KRU Z di Colomadu, Karanganyar dengan komandan Mayor Umar Wirahadikusumah.
  • 17 November 1948 berganti nama Batalyon IV/Taji Malela dengan komandan Lucas Kustaryo.
  • 1950 berganti nama Batalyon K Brigade 2 Siliwangi.
  • 3 November 1950 berganti nama Yonif 1513/Brigade D/IV/Siliwangi.
  • 1 Januari 1964 dimasukkan ke Kodam Jaya.
Yonif 203/Arya Kemuning sebelumnya organik Kodam Siliwangi. Pada 1 Januari 1964 dimasukkan ke administratif Kodam Jaya berdasar SKEP Pangdam Siliwangi No 128-2/II/1963 tanggal 26 Desember 1963.
Awal pendirian adalah Order Panglima No 1447/IV/SLW/1950 dan Order PM I Jawa Barat no 006 menunjuk Komandan KMK Jatinegara Kapten Daan Anwar sebagai formatur pendirian batalyon dengan materi dari kompi pengawal sebanyak 7 kompi.Tanggal 21 Oktober 1950 menerima penyerahan Kompi Fakhrudin dan Junaedi dan kompi lain menjadi Batalyon C. Desember 1950 Batalyon C berganti nama Batalyon 320/C Brigade PMT. Desember 1951 Batalyon 320 masuk ke Brigade E. Tanggal 5 Oktober 1954 nomor batalyon diubah menjadi Yonif 325 berdasar SKEP KSAD No 302/KSAD/KPTS/1954 tertanggal 30 April 1954

Batalyon Kavaleri 9/Cobra Kodam Jaya adalah sebuah pasukan kavaleri Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang berdiri pada tanggal 9 Oktober 1971. Saat itu batalyon ini masih tergabung dalam Brigade Kavaleri 1/Kostrad. Pada tahun 1985 batalyon ini dipindahkan ke Brigif 1/Jaya Sakti, dengan SK KASAD nomor 43/V/1985 tanggal 27 Mei 1985.
Senjata utama yonkav ini adalah tank AMX-13 buatan Prancis versi angkut dengan senjata 12,7mm dan Mo 81mm. Jumlah tank yang dimiliki 60 unit.

Peleton Pengintai Keamanan dapat sangat membantu tugas Brigif khususnya menangani masalah keamanan di daerah – daerah tertentu yang sangat sulit dijangkau kendaraan besar dan harus dijangkau dengan motor serta perlu segera penanganan secara cepat dan tepat. Sama seperti Yonkav, tontaikam ini diharapkan juga mampu memberikan efek tekanan psikologis kepada para pengacau keamanan. Tontaikam baru dibentuk pada 1992, dengan nama SS 44 A/T (Satuan Khusus Anti Terror), personel berjumlah 44 orang dengan 25 unit sepeda motor (jenis Trail) special engine 125cc. para personelnya menggunakan senjata organik satuan, berupa FNC Carbine 5,56 mm, Sub Machine Gun Scorpion 3,62 mm, P1 9 mm pistol, p2 9 mm pistol , CZ 83 9 mm pistol

Pembentukan Satuan Khusus ini dibuat berdasarkan Surat perintah Pangdam Jaya No. Sprin/450-2/IV/1992 pada 11 April 1992 tentang perintah Pelaksanaan tugas latihan dalam rangka penyiapan Satuan Khusus Kodam Jaya. Kemudian pada 4 Juni 1992 terjadi perubahan dari SS44 A/T Kodam Jaya disesuaikan dengan Struktur Organisasi Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti, menjadi Tontaikam Brigif 1 Pam Ibukota/Jaya Sakti Kodam Jaya.

Dengan demikian Peleton Pengintai Keamanan merupakan satuan setingkat peleton di bawah Detasemen Markas Brigade Infanteri (Denma Brigif) yang diharapkan memiliki kemampuan untuk menyajikan Intelijen dalam rangka mendukung tugas Brigif, baik dalam operasi intelijen, operasi tempur, baik dalam pembinaan teritorial maupun operasi bantuan.

Pada awalnya, penugasan tontaikam ini lebih dominan untuk menjaga kegiatan-kegiatan resmi kenegaraan. Peleton ini sudah memiliki pengalaman dalam pengamanan, seperti KTT Non Blok 1992, APEC 1994, KTT OKI 1997, termasuk menjaga Ibukota pada saat-saat kritis keamanan ketika berlangsung Pemilu dan Sidang Umum MPR 1998 serta Sidang Istemewa 1999.

Selain itu terdapat satu tugas yang cukup memberikan pengalaman tersendiri bagi para personel Tontikam adalah pengamanan kedatangan Presiden AS George W. Bush ke Bogor tahun lalu. Pengamanan orang nomor satu AS ini memang cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia pada saat itu.
Dalam tugas pengamanan VVIP/VIP, Tontaikam di BP kan ke Paspampres (Pasukan 

Pengaman Presiden) dan biasanya setelah melakukan koordinasi, lalu mereka dimasukkan ke check-point yang telah ditentukan. Konsekuensi lingkup tugas peleton ini sudah pasti masuk dalam katagori “Ring satu”.

Tugas pengaman VVIP/VIP tidak terbatas pada wilayah ibukota Jakarta. Tontaikam belum lama ini ikut mengamankan kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan ketika melakukan kunjungan kerja ke Aceh, pasca tsunami. Kebutuhan ini diperlukan karena di wilayah tersebut memang tidak memiliki satuan pengamanan yang spesifik seperti yang dimiliki Tontaikam.

Pengalaman Tempur dan Operasi

Batalyon Infanteri 201/Jaya Yudha (dibentuk pada tanggal 1 Agustus 1961) di antaranya pertengahan tahun 1966 melaksanakan operasi penumpasan sisa-sisa G-30-S/PKI di daerah Kodam Jaya, dan dari tanggal 8 November 1979 s.d. 25 Agustus 1980 melaksanakan tugas operasi di daerah Timor Timur.

Batalyon Infanteri 202/Tajimalela (disepakati tanggal 3 November 1948 sebagai hari pembentukannya), di antaranya melakukan tugas operasi yakni tahun 1947 Batalyon IV/Cireme sebagai embrio Yonif 202/Tajimalela di bawah pimpinan Mayor Inf Umar Wirahadikusumah melaksanakan tugas penumpasan PKI Muso di Madiun, dan tanggal 27 Juli 1978 sampai dengan 21 Oktober 1979 melaksanakan tugas operasi di Timor Timur.

Batalyon Infanteri 203/Arya Kamuning yang dibentuk tanggal 5 Oktober 1954, tahun 1958 yang pada waktu itu masih bernama Batalyon 325/Arya Kamuning melaksanakan tugas operasi pengamanan di daerah Kuningan, Jawa Barat dari gangguan gerombolan DI/TII. Kemudian tanggal 15 Oktober 1988 sampai dengan 14 Juni 1989 melaksanakan tugas operasi di Timor Timur.

Batalyon Kavaleri-9/Penyerbu (diresmikan pembentukannya pada tanggal 9 Oktober 1971) tahun 1980 hingga 1983, melaksanakan tugas operasi tempur di Timor Timur.

Sedangkan operasi pengamanan yang dilakukan prajurit Brigif-1 Pengaman Ibukota/Jaya Sakti meliputi pengamanan kenegaraan, pengamanan kegiatan Sidang Umum MPR/DPR sebagai Satgasus-393, pengamanan KTT Non Blok 1992, pengamanan APEC tahun 1994, pengamanan Indonesian Air Show tahun 1996, pengamanan KTT OKI tahun 1997, pengamanan SEA Games XIX, pengamanan Pemilu dan SU MPR 1998, pengamanan SI tahun 1999, pengamanan Pemilu tahun 1999 dan SU MPR 1999.



No comments:

Post a Comment

Bagaimana Artikel ini menurut Anda..