Thursday, 26 June 2014

Teknik Serang Sniper


Tim sniper harus mampu bergerak dalam kondisi medan pertempuran. Misinya melakukan penembakan secara tepat dan terukur. 




Diperlukan koordinasi tim secara kompak antara sniper dan observer secara bersama untuk:
* Memperhitungkan efek cuaca terhadap balistik.
* Menghitung jarak terhadap target.
* Melakukan perubahan pembidikan bila diperlukan.
* Mengobservasi perkenaan peluru.
* Mengoreksi penampilan/posisi sebelum melakukan penembakan.




TEKNIK LAPANGAN
Misi utama tim sniper untuk mengeliminasi target yang ditentukan dengan ketepatan penembakan jarak jauh. Seberapa sukses tim sniper melaksanakan misinya akan bergantung pada pengetahuan, pengertian dan aplikasi dari berbagai teknik lapangan yang memungkinkannya untuk bergerak, bersembunyi, melakukan observasi dan mendeteksi target.




Untuk itu, sebelum melakukan misi diperlukan pengetahuan teknik lapangan, diantaranya:
KAMUFLASE. Bentuk-bentuk teknik penyamaran dan perlengkapan penyamaran, termasuk perlengkapan pakaian seperti baju ghillie.




Baju ghillie

INDIKATOR TARGET. 
Mengetahui berbagai berbagai indicator yang dapat menjadikannya sebagai taret musuh seperti, suara bising, kilatan yang ditimbulkan oleh peralatan yang dibawanya, termasuk pantulan cahaya dari kulit badan dan gerakan mata, bebauan (bau badan, bau asap rokok dan lain-lain), gerakan yang mudah terdeteksi, bentuk dan warna perlengkapan penyamaran, kondisi hewan yang ada disekitarnya dan hal-hal lain yang dapat menimbulkan perhatian orang.



ATURAN GERAKAN.
Saat bergerak, tim sniper harus selalu ingat akan aturan gerakan;
a. Selalu berasumsi bahwa daerah dimana tim berada, sedang dalam pengawasan lawan.
b. Bergerak lambat. Sebaiknya sniper menghitung gerakannya dalam ukuran inci atau kaki.
c. jangan menimbulkan gerakan berlebihan pada pohon, semak, atau rumput tinggi dengan mencekalnya.
d. Merencanakan setiap gerakan dan bergerak dalam segmen rute seketika.
e. Berhenti, perhatikan dan dengar situasi sekitar.
f. Bergerak saat ada kebisingan tembakan, ledakan, kebisingan pesawat udara, angin atau apa saja yang dapat mengalihkan perhatian musuh.


TEKNIK GERAKAN INDIVIDU. 
Teknik ini digunakan oleh tim sniper untuk bergerak tanpa terdeteksi. Teknik ini mencakup; sniper low crawl, medium crawl, high crawl, hand-and-knees crawl, dan berjalan. (lihat gambar)
Low Crawl


















Medium Crawl




















High Crawl
















Hand-Knee Crawl













Walking
















GERAKAN TIM SNIPER DAN NAVIGASI. 

Bila memungkinkan, tim sniper dimasukkan dalam elemen keamanan (regu atau pleton). Elemen keamanan memungkinkan tim untuk mencapai daerah operasi secara cepat dan aman dibandingkan tim operasi tempur. Beberapa tuntunan bagi sniper saat bergabung dengan elemen keamanan:


1. Komandan elemen keamanan merupakan komandan tim sniper saat ia bergabung.
2. Tim sniper selalu tampil sebagai bagian integral dari elemen.
3. Tim sniper menggunakan seragam yang sama dengan anggota elemen lainnya.
4. Tim sniper menjaga posisi dalam formasi elemen.
5. Sistem senjata sniper dibawa dengan posisi menempel dengan badan sehingga tersembunyi.
6. Semua peralatan tim sniper dalam posisi terlindung/tersembunyi.


Saat berada didaerah operasi, tim sniper akan memisahkan diri dari elemen induknya dan beroperasi sendiri. Dua contoh pemisahan tim sniper dari elemen keamanan:



1. Elemen keamanan memberikan perlindungan saat tim sniper mempersiapkan operasinya:
a. Tim sniper menyiapkan perlengkapan penyamarannya (ghillie suit dan menyamarkan kulit tubuhnya yang terbuka seperti muka) serta peralatannya.
b. Tim memastikan bahwa semua perlengkapannya sudah siap.
c. Saat tim sudah siap, dan sudah memperoleh posisinya maka elemen keamanan akan meninggalkan areal tersebut.
d. Saat tim keamanan sudah meninggalkan lokasi, tim sniper menunggu ditempat perpisahan tersebut untuk waktu yang cukup untuk memastikan bahwa baik dirinya maupun elemen keamanan yang sudah meninggalkannya sudah dalam posisi aman, kemudian baru tim sniper bergerak untuk mencari posisi tentatif.

2. Elemen keamanan melaksanakan pengamanan singkat pada titip perpisahan.
Tim sniper berhenti, memastikan mereka dalam posisi yang baik, aman dan mengetahui posisi masing-masing. Kemudian tim pengaman meninggalkan lokasi, tim sniper tetap dalam posisinya sampai elemen pengaman memastikan areal tersebut dalam keadaan aman. Tim sniper kemudian akan menyiapkan diri untuk bergerak sesuai dengan tuntutan operasinya. Sistem pemisahan ini dalam teori dikenal dengan sebutan situasi MOUT.

Saat memilih rute, tim sniper harus ingat akan kemampuan dirinya.
1. Hindari posisi diketahui musuh dan hindari halangan medan.
2. Cari semak belukar atau area yang dapat memberikan perlindungan dan penyamaran.
3. Ambil keuntungan dari medan yang sulit (rawa, kepadan rimba dll.)
4. Jangan menggunakan jalur, jalan raya atau jalan setapak yang ada.
5. Hindari areal bangunan atau berpenduduk.
6. Hindari areal yang diperkirakan merupakan daerah aktivitas gerilya musuh.




Saat tim sniper bergrak, harus selalu berasumsi bahwa daerah operasi berada dalam pengawasan lawan. Karena tim sniper yang kecil dengan firepower terbatas, tim hanya menggunakan satu formasi yaitu formasi gerakan sniper. Karakteristik formasi antara lain:
1. Observer menjadi pointman (yang didepan) dan sniper mengikutinya.
2. Daerah pengawasan observer adalah arah jam 3 sampai jam 9, sementara sniper kebalikannya, arah jam 9 ke jam tiga (overlapping).
3. Kontak visual harus dipelihara walau saat dalam posisi tiarap.
4. Saat istirahat jarak keduanya dipelihara yangan lebih dari 20 meter.
5. Sniper harus siap bereaksi terhadap aksi pointman (observer).
6. Kepala tim menentukan teknik gerakan dan rute yang akan ditempuh.
7. Kepala tim menentukan titik-titik pertemuan (rally points)




Tim sniper harus berupaya untuk tidak melakukan kontak senjata dengan pihak lawan, Ia harus senantiasa siaga tetapi bukan untuk menghadapi pertempuran. Beberapa aksi tim sniper diantaranya:


1. Kontak visual.
Bila tim sniper melihat kehadiran musuh, tetapi musuh tidak melihatnya, upayakan untuk diam, bila masih memiliki waktu, sebaiknya berbuat:
a. Membuat/mencari tempat perlindungan.
b. Tetap pada posisinya sampai musuh berlalu.
Jangan sekali-kali melakukan kontak.


2. Penghadangan.
Dalam penghadangan, tim sniper harus menghentikan kontak secepatnya. Contoh untuk menghadapi situasi semacam ini:
a. Observer melakukan penembakan cepat kearah lawan.
b. Sniper melemparkan granad asap pada ruang antara observer dengan pihak lawan.
c. Sniper melakukan penembakan terarah pada target yang paling mengancam sampai labirin asap memenuhi areal.
d. Observer melemparkan granad fragmentasi dan mengundurkan diri menuju posisi sniper, pastikan agar dalam gerakannya Ia tidak menghalangi bidang tembak sniper.
e. Tim bergerak ke lokasi yang tidak terlihat oleh lawan ataupun tempat sasaran tembak lawan.
f. Bila kontak tidak dapat dihindari dan berkelanjutan, sniper segera meminta dukungan tembakan tidak langsung atau mengontak elemen pengaman (bila ada).
g. Bila tim terpisah, upayakan segera kembali ke titik pertemuan akhir yang telah ditentukan dalam jalur tempuhnya.

3. Tembakan tidak langsung.
Reaksi atas tembakan tidak langsung (artileri/mortar), tim harus bergerak keluar dari areal tersebut secepatnya. Gerakan seketika ini akan menimbulkan lokasinya akan diketahui. Maka, tim tidak saja bereaksi atas efek tembakan tidak langsung tersebut, tetapi juga melakukan menyembunyikan gerakannya.
a. Ketua tim membawa tim keluar dari daerah penembakan melalui jalur yang tercepat dengan memberi arahan mengenai arah dan jarak (gunakan kode jam: arah jam 3, arah jam 5 dsb.).
c. Ketua tim harus menggerakan timnya sejauh mungkin dari daerah penembakan dengan menempuh jalur yang tersembunyi dan melanjutkan misi melalui jalur alternative.
d. Bila anggota tim terpisah, mereka harus kembali ke titip pertemuan akhir yang telah ditentukan dalam penjabaran rute tempuh.

4. Serangan udara.
a. Anggota tim memastikan perlindungan yang terbaik untuk bersembunyi.
b. Waktu pesawat berlalu, anggota tim segera bergerak ke posisi yang memiliki perlindungan lebih baik dan tersamar.
c. Tim tidak perlu menembak pesawat tersebut.
d. Anggota tim kembali keposisi sampai pesawat yang melakukan penyerbuan berlalu.
e. Bila anggota tim terpisah, mereka harus kembali ke titik pertemuan akhir yang telah disepakati dalam penjabaran rute tempuh.
f. Untuk membantu navigasi tim sniper, tim harus mengingat rute dengan melihat peta, photo udara, atau sketsa. Tim memberikan penandanaan (gunung, jurang, jalan raya dsb.) dan lokasinya sehubungan dengan menentukan rute. Juga harus direncanakan jalur-jalur alternative. Selama melakukan misi, tim sniper memperhitungkan halangan medan yang ada disekitarnya.
g. Tim sniper senantiasa memelihara orientasinya. Beberapa aspek pembantu untuk memelihara orientasi:
(1) Lokasi dan arah aliran arus.
(2) Bukit, lembah, jalan raya dan halangan lainnya.
(3) Jalur kereta api, jalur listrik, dan obyek-obyek buatan manusia lainnya.
Hal-hal diatas merupakan sebagian dari kemungkinan situasi yang akan dihadapi oleh Tim Sniper dalam menjalankan

Lihat Juga :

- Peralatan Sniper - Scout Sniper USMC




Sumber : http://www.military-id.com

No comments:

Post a Comment

Bagaimana Artikel ini menurut Anda..