Friday, 24 August 2012

KRI Cakra (401) Dan KRI Naggala (402) - Kapal Selam Indonesia


KRI Cakra (401)


KRI Nanggala (402)


Meski tak lagi jadi ”pemain” yang dominan di kawasan Asia Tenggara, kekuatan armada kapal selam TNI-AL masih cukup disegani, walau hanya memiliki 2 unit kapal selam saja. Tumpuan TNI-AL yakni kapal selam dari type 209/1300 yang dibuat oleh galangan kapal Howaldtswerke di Kiel, kawasan Jerman Barat. Type 209 TNI-AL mulai dipesan Indonesia pada tahun 1977, dan baru pada tahun 1981 mulai bertugas memperkuat armada TNI-AL dengan panggalannya di Lanal Dermaga Ujung, Surabaya.
 
Kedua kapal diberi nama KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). Angka 4 menunjukkan identifikasi divisi kapal selam. Sebelumnya di era tahun 60an, TNI-AL juga menggunakan kode yang sama untuk identifikasi 12 unit kapal selamnya. Untuk kemudahan identifikasi, kedua kapal disebut sebagai kapal selam kelas Cakra.

KRI Cakra (401)
Tipe 209 adalah kelas diesel-listrik kapal selam serangan dikembangkan secara eksklusif untuk ekspor oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft Jerman. Varian asli (Type 209/1100) dirancang pada akhir tahun 1960. Meskipun tidak dioperasikan oleh Angkatan Laut Jerman, lima varian kelas (209/1100, 209/1200, 209/1300, 209/1400 dan 209/1500) telah berhasil diekspor ke 13 negara, dengan 61 kapal selam sedang dibangun dan ditugaskan antara 1971 dan 2008.

KRI Nanggala (402)
Kapal selam type 209 terbilang cukup laris di pasar internasional, salah satu prestasi kapal jenis ini mampu mengusik gugus tempur angkatan laut Inggris saat perang Malvinas di Atlantik Selatan. Setelah menembakan torpedo yang sayangnya tak meledak, type 209 Argentina berhasil lolos dari upaya sergapan setelah 60 hari kucing-kucingan, dan bisa kembali ke pangkalan dengan selamat.
 
KRI Cakra digerakan oleh motor listrik Siemens jenis low-speed yang disalurkan langsung (tanpa gear pengurang putaran) melalui sebuah shaft ke baling-baling kapal. Total daya yang dikirim adalah 5000 shp (shaft horse power), tenaga motor listrik datang dari baterai-baterai besar yang beratnya sekitar 25% dari berat kapal, baterai dibuat oleh Varta (low power) dan Hagen (Hi-power). Tenaga baterai diisi oleh generator yang diputar 4 buah mesin diesel MTU jenis supercharged.
 
KRI Cakra dan pasukan katak
Saat menyelam kapal selam menggunakan tenaga listrik, hal ini membuat pengoperasinnya bebas bising, senyap sehingga tak mudah terdeteksi sonar dari kapal musuh. Saat kapal berada di permukaan baru diaktifkan mesin disel, sekaligus tahap untuk proses re charging baterai.



Uji Coba Rudal

Persenjataan KRI Cakra terdiri dari 14 buat torpedo SUT (surface and underwater torpedo) 21 inchi buatan AEG dalam delapan tabung. Torpedo jenis ini dapat dikendalikan secara remote. KRI Cakra dan Nanggla juga kerap digunakan untuk menunjang misi intelijen dan observasi. Dalam beberapa kesempatan, kapal selam ini juga digunakan sebagai wahana transportasi bagi pasukan katak. Seorang pasukan katak dapat dilontarkan dari lubang tabung torpedo, sangat pas untuk misi infiltrasi.


 KRI Cakra (401)

Keberadaan kapal selam tak bisa dilepaskan dari fungsi periskop, KRI Cakra mengandalkan periskop dengan lensa buatan carl zeiss. Sedang untuk snorkel dibuat oleh Maschinenbau Gabler, keduanya merupakan pabrikan asal Jerman. Secara teknis KRI Cakra memiliki berat selam 1,395 ton. Dengan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 21,5 knot. Diawaki oleh 34 pelaut. Mampu menyelam hingga kedalam 500 meter. Sonar yang digunakan adalah jenis CSU-3-2 suite.

Update Info KRI Nanggala-402

JAKARTA, KOMPAS.com — Kapal selam TNI AL, KRI Nanggala-402, kembali memperkuat jajaran TNI AL. KRI Nanggala-402 telah selesai menjalani perbaikan dan perawatan total di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan.

Kedatangan kapal selam kedua milik TNI AL ini disambut Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno di Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/2/2012).

Sebelum merapat, KRI Nanggala-402 melintas di perairan Selat Madura di depan Dermaga Koarmatim. Para anak buah kapal melaksanakan parade rool guna memberi penghormatan. Dari dermaga, Korps Musik Lantamal V mengiringi dengan lagu ”Hymne Hiu Kencana” yang dinyanyikan oleh anggota TNI AL dari Satuan Kapal Selam Koarmatim.

Guna menjalani overhaul, KRI Nanggala-402, yang dikomandani Letkol Laut (P) Purwanto, dengan 35 awak kapal bertolak dari Tanah Air pada 9 Desember 2009 dan tiba di Korea Selatan pada 19 Desember 2009.
Saat ini kapal selam buatan Jerman tahun 1978 yang bergabung di jajaran TNI AL pada 1981 tersebut telah menjalani perbaikan secara menyeluruh, fisik, navigasi, serta sistem persenjataan.

KRI Nanggala-402 yang mengambil nama dari senjata pewayangan Nanggala dibuat oleh pabrikan Howaldtswerke, Kiel, Jerman, tahun 1981 tipe U-209/1300. Kapal yang merupakan salah satu kapal selam andalan Indonesia ini memiliki berat 1.395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Dengan mesin diesel elektrik, kapal selam ini mampu melaju dengan kecepatan kurang lebih 25 knot.

Setelah overhaul, KRI Nanggala-402 telah dilengkapi sonar teknologi terkini dengan persenjataan mutakhir, antara lain, torpedo dan persenjataan lainnya. Sebelum overhaul, KRI Nanggala-402 aktif melaksanakan sejumlah misi penegakan kedaulatan, hukum, dan kemanan di laut, serta latihan yang digelar TNI AL.

Pada latihan operasi laut gabungan, 8 April-2 Mei 2004, KRI Nanggala-402 menunjukkan kemampuan sebagai monster bawah laut dengan menembakkan torpedo dan berhasil menenggelamkan KRI Rakata yang dijadikan sebagai sasaran tembak pada latihan tersebut.

Selain KRI Nanggala-402, TNI AL juga sebelumnya telah meningkatkan kemampuan KRI Cakra-401 dengan melaksanakan overhaul di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering. Overhaul KRI Cakra-401 selama bulan Mei 2004 hingga 13 Februari 2006 dengan hasil optimal seperti layaknya kapal baru dengan kondisi awal mencapai 100 persen serta telah operasional hingga saat ini.

Kapal selam merupakan senjata berdaya tangkal tinggi karena karakternya yang sulit dideteksi dan mampu membawa berbagai jenis senjata, seperti torpedo, ranjau, dan peluru kendali.

Bagi Indonesia, memiliki dan mengoperasikan kapal selam akan memperkuat daya dan kekuatan tangkal. Sejarah peperangan laut membuktikan bahwa hanya kapal selam yang mampu masuk dan menembus jantung pertahanan lawan. Kapal selam juga dapat menghancurkan center of gravity sebuah armada tempur, demikian juga sebaliknya dapat menjadi center of gravity angkatan laut.  
Struktur rangka KRI Cakra

Spesifikasi Teknis Kapal Selam Type 209


1100 1200 1300 1400 1500
Displacement (submerged) 1,207 t 1,285 t 1,390 t 1,586 t 1,810 t
Dimensions 54.1×6.2×5.9 m 55.9×6.3×5.5 m 59.5×6.2×5.5 m 61.2×6.25×5.5 m 64.4×6.5×6.2 m
Propulsion Diesel-electric, 4 diesels, 1 shaft
5000 shp 6,100 shp (4,500 kW)
Speed (surface) 11 knots (20 km/h) 11.5 knots
Speed (submerged) 21.5 knots 22 knots 22.5 knots
Range (surface) 11,000 nmi (20,000 km) at 10 knots (20 km/h)
Range (snorkel) 8,000 nmi (15,000 km) at 10 knots (20 km/h)
Range (submerged) 400 nmi (700 km) at 4 knots (7 km/h)
Endurance 50 days
Maximum depth 500 m
Armament 8x 553 mm torpedo tubes
  • 14 torpedoesOptional UGM-84 Harpoon integration
Daftar Kapal Selam TNI AL Yang Ada Dan Yang Akan Datang

No. Nama kapal Lambung Status Keterangan
1 KRI Cakra 401 masih bertugas
2 KRI Nanggala 402 masih bertugas
3 HDW Type 209/1400 0 dalam pesanan Kapal Selam kelas changbogo dari korsel, Akan dikirim antara tahun 2015-2018
4 HDW Type 209/1400 0 dalam pesanan Kapal Selam kelas changbogo dari korsel, Akan dikirim antara tahun 2015-2018
5 HDW Type 209/1400 0 dalam pesanan Kapal Selam kelas changbogo dari korsel, Akan dikirim antara tahun 2015-2018

No comments:

Post a Comment

Bagaimana Artikel ini menurut Anda..