Dibuat pada masa jeda perang (1935), Ju 87 menjadi kunci kemenangan pola serangan kilat Jerman, Blitzkrieg, dalam masa PD II. Pembom ini juga terkenal karena suara peluit kematiannya sebelum menjatuhkan bom.
Dengan mesin Jumo 210 Ca (versi Anton) berkekuatan 640 Tenaga Kuda, kecepatan terbangnya masih terbilang lambat, hanya 285 km/jam.
Senjata pertahanannya juga terbilang minim. Hanya satu senapan MG 17 kaliber 7,92 mm di sayap. Dalam beberapa hal, satu senapan manual MG 15 kaliber 7,92 mm digunakan gunner (penembak) di kokpit belakang.
Pada versi G (Gustav) senjata ini diganti dengan sepasang kanon Flak 18 (BK 3,7) 37 mm, 12peluru. Maka jadilah Ju-87G sebagai pengebom sekaligus penghancur tank yang mujarab.
Oleh karenanya, julukan sebagai Kanonenvogel atau Canonbird maupun Panzernacker (pembelah tank) disandang pula oleh pembom yang masuk ke jajaran kekuatan udara Luftwaffe tahun 1937 ini.
Bukti konkritnya, dalam Battle of Kursk (rangkaian penyerbuan Jerman ke Soviet, 1943-1944),
Hans-Ulrich Rudel yang terbang dengan Stuka sebanyak 2.530 sorti (meskipun tertembak jatuh 30 kali hingga sebelah kakinya harus diganti dengan kaki besi) berhasil memporak-porandakan 519 tank pasukan Tentara Merah. Hasil yang sangat menakjubkan.
Tank Tentara Merah 519 hancur
Ju-87G
kanon Flak 18 (BK 3,7) 37 mm, 12peluru
Oleh karenanya, julukan sebagai Kanonenvogel atau Canonbird maupun Panzernacker (pembelah tank) disandang pula oleh pembom yang masuk ke jajaran kekuatan udara Luftwaffe tahun 1937 ini.
Bukti konkritnya, dalam Battle of Kursk (rangkaian penyerbuan Jerman ke Soviet, 1943-1944),
Hans-Ulrich Rudel
Hans-Ulrich Rudel yang terbang dengan Stuka sebanyak 2.530 sorti (meskipun tertembak jatuh 30 kali hingga sebelah kakinya harus diganti dengan kaki besi) berhasil memporak-porandakan 519 tank pasukan Tentara Merah. Hasil yang sangat menakjubkan.
Tank Tentara Merah 519 hancur
Oleh karenanya banyak sejarawan penerbangan kagum dan menggolongkan pembom buatan firma Junkers Jerman ini sebagai legendaris dari jajaran angkatan udara Nazi Jerman.
Di udara ia ibarat sebuah predator yang mengerikan. Jalannya yang pelan tiba-tiba bisa berubah menjadi sebuah tukikan burung besi yang mengantarkan bom-bom SC 250 kg sambil melengkingkan suara khas “jerit kematian” dari terompet Jerricho yang dipasang di batang roda utama.
Tentara musuh yang menjadi sasaran hanya terbengong-bengong sebelum menyadari makhluk aneh baru itu.
Salah satu sejarawan yang memberikan komentar terhadap Ju-87 adalah William Green dengan mengatakan Stuka sebagai “An evil looking machine with something of the predatory bird in its ugly contours.”
Selain itu, dalam buku Warplane of the Luftwaffe (1994) disebutkan, Junkers Ju-87 adalah pesawat yang menenggelamkan kapal dan tank terbanyak dalam sejarah PD II untuk semua jenis pesawat.
Kecuali ia tidak menyaingi Ilyushin 11-2 Sthur-movik buatan Soviet. Dapat dimaklumi, karena 11-2 merupakan pesawat yang diproduksi terbanyak dalam sejarah yakni sekitar 35.000 sementara Stuka hanya dibuat sejumlah 5.700
saja.
saja.
Ilyushin 11-2 Sthur-movik buatan Soviet
Kehebatan Ju-87 dalam melakukan pemboman tidak diragukan banyak kalangan Dalam sejarah penerbangan, dua pengebom lain yang disebut mampu menandingi keefektifannya adalah SBD Dauntless dan pembom Aichi D3A Val buatan Jepang.
Aichi D3A Val buatan Jepang
Kiprah pertama Ju 87 dimulai manakala pengebom ini ditugaskan AU Jerman dalam Legion Condor untuk menyokong kekuatan Front Nasionalis dalam perang sipil di Spanyol (1936-1939).
Dalam ajang perang melawan pasukan tentara sosialis Republik sayap kiri yang ditopang kekuatan Uni Soviet ini, Ju-87 membuka cakrawala baru diantara sekian pesawat tempur di udara seperti :
Heinkcl He-51, Fiat CR.32, Messer-schmitt BM09D (Nasionalis), Hawker Fury, Polikarpov 1-16 (Republik) maupun pengebom lain yakni Savoia Marchetti, Junkers Ju 52/3m (Nasionalis) dan Tupolev SB-2 (Republik). Tentara Republik berhasil dipukul mundur, nama Stuka melambung ke permukaan.
Heinkcl He-51
Fiat CR.32
Messer-schmitt BM09D
Hawker Fury
Polikarpov 1-16
Savoia Marchetti
Junkers Ju 52/3m
Tupolev SB-2
Messer-schmitt BM09D
Hawker Fury
Polikarpov 1-16
Savoia Marchetti
Junkers Ju 52/3m
Tupolev SB-2
Pembom Tukik :
Istilah pengebom tukik, dimana pesawat melakukan gerakan tukik dan mengebom (dive and bombing), sebenarnya sudah tercetus dalam masa PD 1.
Bahkan disebutkan, para perancang lerman sebenarnya mempelajari teknik ini dari AL Amerika yang akhirnya diwujudkan dalam sayembara tahun 1933 dan dimenangkan Junkers Ju-87 Stuka (19351 Junkers sendiri sebenarnya mulai mengotak-atik teknik mengebom tukik ini tahun 1920.
Yakni dengan mengeluarkan pengebom bersayap ganda K-47, yang 12 diantaranya pernah dijual ke Cina (1928).
Kemampuan menukik dan keluar kembali dari lintasan tukik adalah kelebihan tersendiri dari pengebom bersayap camar terbalik (inverted-gull) Ju-87. Selain untuk mengakuratkan pengeboman juga karena mekanisme ini dikendalikan secara otomatis atau auto pilot.
Penerbang tinggal mengeset altimeter serta sudut tukik yang diinginkan. Setelah itu tinggal menurunkan bilah rem (brake) di bawah sayap. Otomatis pesawat akan bergerak sendiri.
Sejak dibuat tahun 1935 Stuka terus mengalami berbagai penyempurnaan berikut versi khusus. Dari versi Anton hingga Gustav.
Khusus untuk versi G terjadi pergeseran peran dimana kemampuan tukiknya berkurang akibat bilah rem di sayap dihilangkan bagi sempurnanya penempatan pod kanon penghancur tank.
Versi lain misalnya adalah Stuka model C (Clara) yang dibuat untuk mengisi kapal induk Graf Zeppelin.
Pengebom ini dilengkapi tail hook (pengait tali), sayap lipat (folding w m.O dan kemampuan batang roda yang jettisonable (bisa dilepaskan) untuk pendaratan [ditching) di laut. Versi ini hanya 12 unit saja dibuat menyusul dihentikan pengembangan kapal induknya.
Versi lain adalah pengebom torpedo Ju-87D. Meski pun dalam kenyatannya fungsi pengebom torpedo ini masih jauh lebih baik dilaksanakan oleh pesawat berkemampuan terbang lebih cepat dan berkapasitas muatan lebih besar seperti Heinkel He-111H dan Ju-88A.
Ju-87D
Heinkel He-111H
Ju-88A
Versi lain dari Ju-87 dapat disebut adalah versi jarak jauh Ju-87R dengan penambahan kapasitas fuel tank serta versi latih untuk Ju-87 yakni Ju-87H.
Ju-87R
Ju-87H
Versi Berta dikembangkan dalam beberapa versi lain. Misalnya versi Trop yang digunakan oleh korp Afrika. Versi B juga digunakan di Front Timur oleh negara lain seperti Slovakia, Rumania, Bulgaria, Hungaria dan oleh Regia Aeronautica Italia.
Selepas versi A penambahan kemampuan senapan ditingkatkan. Yaitu dengan pemasangan dua senapan mesin Rhein-metall MG 17 7,92mm, kanon 20mm MG 151/20 (Ju-87D-5, D-8) dan kapasitas bom yang lebih dari satu ton. Begitu pun dengan penggantian mesinnya agar menambah kecepatan terbang.
senapan mesin Rhein-metall MG 17 7,92mm
kanon 20mm MG 151
Karakteristik Umum
Peran Dive bomber
produsen Junkers
Designer Hermann
Pohlmann
Pertama penerbangan 17
September 1935
Pendahuluan 1936
Pensiunan 1945
(Luftwaffe)
Primer pengguna
Luftwaffe
Kru: 2
Panjang: 11.00 m (36
ft 1.07 in)
Lebar sayap: 13,8 m
(45 ft 3,30 in)
Tinggi: 4,23 m (13 ft
10,53 di)
Area sayap: 31,90 m²
(343,37 ft ²)
Berat kosong: 3.205 kg
(£ 7086)
Loaded Berat: 4.320 kg
(£ 9524)
Max. berat lepas
landas: 5.000 kg (11.023 £)
Powerplant: 1 ×
Junkers Jumo 211D liquid-cooled terbalik-vee mesin V12, 1200 PS (1184 hp, 883
kW)
Baling-baling:
Tiga-blade Junkers VS 5 baling-baling, 1 per engine
Propeller diameter:
3,4 m (11 ft 1,85 in)
prestasi
Jangan melebihi
kecepatan: 600 km / h (373 mph)
Kecepatan maksimum:
390 km / h @ 4.400 m (242 mph @ 13.410 ft)
Range: 500 km (311
mil) dengan 500 kg (£ 1102) beban bom
Layanan langit-langit:
8.200 m (26.903 ft) dengan 500 kg (£ 1102) beban bom
persenjataan
Senjata: 2 × 7,92 mm
(0,312 in) MG 17 senapan mesin ke depan, 1 × 7,92 mm (0,312 in) MG 15 senapan
mesin ke belakang
Bom: beban normal = 1
× 250 kg (551 lb) bom di bawah pesawat dan 4 × 50 kg (110 lb), dua bom di bawah
setiap sayap.
Sumber : http://en.wikipedia.org, Berbagai Sumber
No comments:
Post a Comment
Bagaimana Artikel ini menurut Anda..