MALANG - Sebanyak 16 pesawat tempur
jenis Super Tucano EMB - 314 buatan Brasil pada tahun 2012 akan
melengkapi alutsista (alat utama sistem persenjataan) Indonesia
khususnya TNI Angkatan Udara (AU).
Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Syufaat, saat kunjungan kerja ke Pangkalan TNI AU Abdurachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat.
Kepastian datangnya pesawat itu pada 2012, setelah pihak Markas Besar TNI AU melakukan tanda tangan Letter of Credit untuk pembelian total 16 pesawat jenis itu. "Dalam tanda tangan Letter of Credit itu, sudah termasuk masa pelatihan bagi mekanik dan penerbang kita," katanya.
Ia menjelaskan, kedatangan pesawat Super Tucano akan dilakukan secara bertahap dan dimulai awal tahun 2012.
"Nilai kontrak pembeliannya sekitar US$ 260 juta dan saat ini tugas kita adalah mempersiapkan sarana dan prasarana, termasuk fasilitas bangunan seperti shelter, hanggar dan ruangan kantor," katanya.
Pesawat itu memiliki kemampuan yang paling unggul dibandingkan dengan jenis pesawat tempur lainnya. "Amerika saja juga memilih Super Tucano untuk memperkuat kekuatan udaranya, namun saat ini masih terkendala kebijakan politik negara tersebut," katanya.
Pesawat itu dipesan akibat pesawat jenis OV-10F Bronco yang dimiliki Indonesia dinyatakan grounded (masuk karantina).
"Rencananya, pesawat Super Tucano akan digunakan misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat, sebab pesawat ini memiliki keunggulan close air support udara ke darat dari jarak dekat," katanya.
Super Tucano juga memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, Brazil, dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh. (gor/ant)
Hal itu dikatakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Syufaat, saat kunjungan kerja ke Pangkalan TNI AU Abdurachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat.
Kepastian datangnya pesawat itu pada 2012, setelah pihak Markas Besar TNI AU melakukan tanda tangan Letter of Credit untuk pembelian total 16 pesawat jenis itu. "Dalam tanda tangan Letter of Credit itu, sudah termasuk masa pelatihan bagi mekanik dan penerbang kita," katanya.
Ia menjelaskan, kedatangan pesawat Super Tucano akan dilakukan secara bertahap dan dimulai awal tahun 2012.
"Nilai kontrak pembeliannya sekitar US$ 260 juta dan saat ini tugas kita adalah mempersiapkan sarana dan prasarana, termasuk fasilitas bangunan seperti shelter, hanggar dan ruangan kantor," katanya.
Pesawat itu memiliki kemampuan yang paling unggul dibandingkan dengan jenis pesawat tempur lainnya. "Amerika saja juga memilih Super Tucano untuk memperkuat kekuatan udaranya, namun saat ini masih terkendala kebijakan politik negara tersebut," katanya.
Pesawat itu dipesan akibat pesawat jenis OV-10F Bronco yang dimiliki Indonesia dinyatakan grounded (masuk karantina).
"Rencananya, pesawat Super Tucano akan digunakan misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat, sebab pesawat ini memiliki keunggulan close air support udara ke darat dari jarak dekat," katanya.
Super Tucano juga memiliki mesin tunggal buatan Empresa Braziliera de Aeronautica, Brazil, dan memiliki kemampuan menembakkan asap ke darat secara cepat untuk menunjukkan posisi musuh. (gor/ant)
Persenjataan
Sebagai pesawat COIN, sistem senjata internal mutlak hadir di Super Tucano, elemen organiknya tak lain adalah SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7mm jenis FN Herstal M3P. Sebagai perbandingan untuk seniornya, OV-10F Bronco, kuda liar jawara operasi Seroja ini lebih ’galak’ untuk urusan SMB. Desain awal Bronco TNI AU dilengkapi 4 pucuk senjata M60 kaliber 7,62mm, tapi oleh Dinas Litbang TNI AU, diganti mengadopsi Browning kaliber 12,7mm. Jika di Bronco nyatanya ada 4 pucuk senjata 12,7mm, maka di Super Tucano sayangnya hanya terpasang dua pucuk 12,7mm, masing-masing satu buah pada sayapnya, dan pada masing-masing sayap bisa di upload maksimum 250 peluru. Keberadaan SMB 12,7mm sangat penting, kemampuan senjata ini sudah sangat terbukti tatkala OV-10F Bronco kerap melakukan bantuan tembakan udara pada sasaran untuk melibas pasukan Fretelin di operasi Seroja.
Sebagai pesawat COIN, sistem senjata internal mutlak hadir di Super Tucano, elemen organiknya tak lain adalah SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7mm jenis FN Herstal M3P. Sebagai perbandingan untuk seniornya, OV-10F Bronco, kuda liar jawara operasi Seroja ini lebih ’galak’ untuk urusan SMB. Desain awal Bronco TNI AU dilengkapi 4 pucuk senjata M60 kaliber 7,62mm, tapi oleh Dinas Litbang TNI AU, diganti mengadopsi Browning kaliber 12,7mm. Jika di Bronco nyatanya ada 4 pucuk senjata 12,7mm, maka di Super Tucano sayangnya hanya terpasang dua pucuk 12,7mm, masing-masing satu buah pada sayapnya, dan pada masing-masing sayap bisa di upload maksimum 250 peluru. Keberadaan SMB 12,7mm sangat penting, kemampuan senjata ini sudah sangat terbukti tatkala OV-10F Bronco kerap melakukan bantuan tembakan udara pada sasaran untuk melibas pasukan Fretelin di operasi Seroja.
Sedangkan dari sisi eksternal, Super Tucano mempunyai lima cantelan
yang diposisikan pada sisi sayap kiri dan kanan (masing-masing dua
cantelan) dengan maksimum 250Kg. Sedangkan cantenal utama terletak di
bawah badan pesawat dengan kapasitas angkuta maksimum 350Kg. Alhasil
total maksimum senjata yang bisa dibawa mencapai 1.550Kg.
Koleksi senjata yang bisa dibawa seperti bon jenis MK-81/MK-82, bom
cluster, rocket pod FFAR, dan rudal berpemandu laser, sekelas Maverick.
Untuk menghadapi dual di udara, Super Tucano juga dapat membawa rudal
anti pesawat jenis AIM-9L Sidewinder atau MAA-A1 Piranha. Super Tucano
juga dilengkali sistem pertahana diri yang terdiri dari RWR (Radar
Warning Receiver), MAWS (Missile Approach Warning System), dan
chaff/flare disepenser.
Serupa dengan jet tempur modern, Super Tucano juga dibekali sistem
FLIR (forward looking infrared), mengadopsi tipe StarSAFIRE III yang
ditempatkan di bawah bodi pesawat. FLIR memungkinkan awak membidik
sasaran, navigasi, dan identifikasi. Sstem ini juga memungkinan
pengawasan dan penyerangan baik saat siang dan malam hari, serta sanggup
menghadapi segala kondisi cuaca.
Kecanggihan Navigasi
Untuk perangkat navigasi, Super Tucano dilengkapi INS (Inertial Navigation and Attack System), GPS (Global Positioning System), laser ring gyro, radar altimeter, dan traffic allerting and collision avoidance system (TCAS). Seluruh komponen tersebut dapat memberi petunjuk secara tepat dan akurat. Juga terdapat anti interception and jamming sinyal radio V/UHF dan juga fuel alarms.
Untuk perangkat navigasi, Super Tucano dilengkapi INS (Inertial Navigation and Attack System), GPS (Global Positioning System), laser ring gyro, radar altimeter, dan traffic allerting and collision avoidance system (TCAS). Seluruh komponen tersebut dapat memberi petunjuk secara tepat dan akurat. Juga terdapat anti interception and jamming sinyal radio V/UHF dan juga fuel alarms.
Kecanggihannya masih ada lagi, Super Tucano dilengkapi dengan
teknologi auto pilot, selain itu ada pula HF radio, IFF transponder, dan
emergency locater transmitter. Sistem data link memungkinan pesawat
melakukan operasi silent communication dengan ground base atau pesawat
lain dalam jaringan komunikasi yang aman.
Data link di Super Tucano mampu mengirim/menerima track/waypoints,
status senjata, transmisi posisi, koordinasi operasi, serta yang sangat
penting pula dapat mengirim/menerima informasi intelijen. Untuk
kemamopuan terbang malam pun, awak Super Tucano telah dilengkapi Night
Vision Goggles Gen-III.
Kemampuan Mesin
Seperti disebutkan sebelumnya, Super Tucano terdiri dari dua versi, untuk varian A-29ALX (kursi tunggal) mengadopsi mesin Pratt&Whitney PT-6A-68C/3 Turboprop 1.193kW 16000 SHP. Sedangkan untuk varian AT-29B (kursi ganda) menggunakan mesin Turboprop Pratt&Whitney PT6A-68A berdaya 969kW. Untuk keselamatan, mesin telah dilengkapi dengan pemantau kebakaran dan control EICAS (engine indication and crew control alerting system). Mesin mempunyai lima buah baling-baling buatan Hartzell dengan kecepatan full constant. Dari kedua tipe, varian ALX memiliki performa yang lebih kuat.
Seperti disebutkan sebelumnya, Super Tucano terdiri dari dua versi, untuk varian A-29ALX (kursi tunggal) mengadopsi mesin Pratt&Whitney PT-6A-68C/3 Turboprop 1.193kW 16000 SHP. Sedangkan untuk varian AT-29B (kursi ganda) menggunakan mesin Turboprop Pratt&Whitney PT6A-68A berdaya 969kW. Untuk keselamatan, mesin telah dilengkapi dengan pemantau kebakaran dan control EICAS (engine indication and crew control alerting system). Mesin mempunyai lima buah baling-baling buatan Hartzell dengan kecepatan full constant. Dari kedua tipe, varian ALX memiliki performa yang lebih kuat.
Ditilik dari jarak jelajah, Super Tucano mampu menampung bahan bakar
sebanyak 695 liter, total maksimum jangakauan terbangnya adalah 1.500Km
dan dapat terbang hingga 6 jam 30 menit. Sebagai pesawat COIN, tentu
idealnya tidak perlu punya kecepatan tinggi, Super Tucano punya
kecepatan jelajah 530Km/jam dan kecepatan maksimum 560Km/jam. Bicara
soal kenyamanan pilot, kabin Super Tucano sudah dirancang
ber-pressurize, mampu meredam suara putaran mesin propeller sehingga
nyaris tidak terdengar.
Spesifikasi EMB-314 Super Tucano :
Pabrik : Embraer
Panjang badan : 11,33 meter
Lebar sayap : 11,14 meter
Luas sayap : 19,4 meter2
Tinggi : 3,97 meter
Berat kosong : 3,020 Kg
Berat lepas landas (kosong) : 3,160 Kg
Berat lepas landas (max) : 5,200 Kg
Kemampuan menanjak : 24 meter/detik
Mesin : Pratt&Whitney Canada PT6A
Kapasitas bahan bakar : 695 liter
Jangkauah max : 1.500 Km
Kecepatan jelajah : 530 Km/jam
Kecepatan max : 593 Km/jam
Pabrik : Embraer
Panjang badan : 11,33 meter
Lebar sayap : 11,14 meter
Luas sayap : 19,4 meter2
Tinggi : 3,97 meter
Berat kosong : 3,020 Kg
Berat lepas landas (kosong) : 3,160 Kg
Berat lepas landas (max) : 5,200 Kg
Kemampuan menanjak : 24 meter/detik
Mesin : Pratt&Whitney Canada PT6A
Kapasitas bahan bakar : 695 liter
Jangkauah max : 1.500 Km
Kecepatan jelajah : 530 Km/jam
Kecepatan max : 593 Km/jam
No comments:
Post a Comment