Erwin Johannes Eugen Rommel  (lahir 15 November 1891 – meninggal 14 Oktober 1944 pada umur 52 tahun) adalah seorang komandan pasukan Jerman pada era Perang Dunia II.  Perdana Menteri Britania Raya Sir Winston Churchill, yang waktu itu adalah musuh bebuyutan Jerman, pernah terang-terangan memberikan salut kepada jenderal jenius ini di Parlemen. Pada akhir hayatnya ketika ditanya mengapa dia memuji musuh, Churchil mengatakan "Saya tidak menyesal memuji Rommel".
Kehidupan dan Masa Muda
Erwin Rommel dilahirkan di Heidenheim, sekitar 50 km dari kota Ulm, di negara bagian Württemberg, Jerman bagian selatan. 
Peta Heidenheim
Dia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari Professor Erwin Rommel Senior (1860-1913) dan istrinya Helene von Luz. 
Professor Erwin Rommel dan Istrinya Helene von LuzSenior
 (1860-1913) 
Ayahnya seorang  letnan dalam artileri. Dia kemudian menjabat sebagai kepala sekolah dan rektor sekolah menengah di Aalen.  Pada usia 14 tahun bersama teman-teman membuat sebuah pesawat layang (glider) yang berhasil terbang, meski tidak jauh.  Rommel muda ingin belajar teknik, namun ayahnya tidak menyetujuinya dan menyuruhnya bergabung dengan Resimen Infantri ke-24 Württemberg sebagai kadet pada 1910 dan segera dikirim ke Sekolah Kadet Militer di Danzig.
Erwin Rommel 1917
Pada  1911, kadet  Rommel berkenalan dengan Lucie Maria Mollin, yang kemudian  dinikahinya  pada 1916. 
Rommel dan keluarganya. 
Istri Lucia Maria dan putranya Manfred Rommel.
Pada November 1911, Rommel menyelesaikan  pendidikannya dan  mendapat pangkat Letnan di Wehrmacht/Angkatan Darat  Jerman pada Januari 1912.
Letnan Erwin Rommel
Perang Dunia I
Selama Perang Dunia I, Rommel bertempur di Perancis serta di Rumania  dan Italia, ia bergabung pertama di unit di 6th Württemberg Infantry, tetapi sebagian besar pertempuran Rommel adalah bergabung pada unit pasukan khusus Alpenkorps. 
Unit pasukan khusus Alpenkorps
menggunakan logo bunga eldewies
Unit pasukan khusus Alpenkorps.
Di unit ini Rommel mempimpin pasukan kecil dan melakukan berbagai operasi militer di daerah musuh. Ia selalu berhasil melakukan misinya, sehingga mendapatkan beberapa medali penghargaan :
Pada Tahun 1914 mendapatkan medali Iron Cross, Second Class i
Pada tahun 1918 ia menerima penghargaan tertinggi Jerman, Pour le Mérite,
Victoria Cross dari Inggris
Medal of Honor dari Amerika
Untuk sementara waktu, Rommel bertugas di resimen infantri yang sama dengan Friedrich Paulus,
 Friedrich Paulus
Usai  perang, Rommel tetap berdinas di Wehrmacht dan pada 1929 diangkat  menjadi instruktur di Sekolah Infantri di Dresden. Pada Oktober 1935 dia  naik pangkat menjadi letnan kolonel dan mulai mengajar di Akademi  Militer Potsdam.
Sebagai guru yang luar biasa, bahan-bahan kuliah  Rommel yang  bersumber dari buku hariannya selama Perang Dunia I  diterbitkan sebagai  buku taktik-taktik infantri (Infanterie greift an)  pada 1937. 
Buku ini dibaca oleh Adolf Hitler yang saking terkesannya menugaskan Rommel melatih Hitler Jügend pada tahun itu. Pada tahun 1938, Rommel, yang sudah berpangkat kolonel, ditunjuk sebagai komandan Akademi Perang di Wiener Neustadt.
Di sekolah itu, dia menulis buku   lanjutan bukunya yang pertama (Infantry Attacks), yaitu Panzer greift an (Tank Attacks, sering diterjemahkan sebagai Tank in Attacks). Dia dipindahkan tak lama kemudian dan ditempatkan dalam batalyon pengawal pribadi Adolf Hitler (Führer-Begleitbattalion).
Buku ini dibaca oleh Adolf Hitler yang saking terkesannya menugaskan Rommel melatih Hitler Jügend pada tahun itu. Pada tahun 1938, Rommel, yang sudah berpangkat kolonel, ditunjuk sebagai komandan Akademi Perang di Wiener Neustadt.
Perang Dunia II
Tiga  bulan setelah invasi Polandia, Rommel mendapat perintah mengomandoi  Divisi Panzer ke-7 
yang menginvasi Perancis pada Operasi Fall Gelb, Mei  1940.  
Pasukannya bergerak maju lebih cepat dan lebih jauh dari   pasukan-pasukan lain dalam sejarah militer dunia dan mendapat julukan   Gespenster-Division (Divisi Hantu), saking sulitnya dideteksi   keberadaannya bahkan oleh markas besar Wehrmacht.
7th Panzer Division
Divisi Panzer  ke-7 merupakan unit pasukan Jerman pertama yang mencapai Selat Inggris   pada 10 Juni 1940, Lalu dia memutar ke selatan, merebut pelabuhan   penting Cherbourg pada 19 Juni, dan melaju sepanjang pesisir Perancis   hingga mencapai perbatasan Spanyol.
Selama pertempuran di Perancis  tersebut, ia tidak henti-hentinya  mengalami keberhasilan. Salah  satunya pada pertempuran di Arras. Rommel  memang seorang yang tahan  banting. 
Pada fase pertama pertempuran ini,  Divisi Panzer ke-7 berhasil  dipukul mundur oleh tentara Sekutu pimpinan  Mayjen Harold Franklyn,  tetapi hal ini tidak berlangsung lama. Setelah  ia berhasil mengumpulkan  kekuatan kembali, akhirnya ia berhasil  mengalahkan tentara sekutu pada  fase kedua pertempuran.
Sebagai  penghargaan, Rommel dipromosikan menjadi Jenderal dan  panglima dari 2  divisi AD Jerman yaitu Divisi Ringan ke-5 (kemudian  direorganisir dan  redesain sebagai Divisi Panzer ke-21) dan Divisi  Panzer ke-15, 
yang  dikirim ke Libya pada awal 1941 untuk menolong pasukan Italia yang  menderita kekalahan besar di front Afrika Utara. 
Pasukannya inilah cikal  bakal terbentuknya Deutsches Afrika Korps. Pasukan barunya ini berhasil memukul mundur Tentara ke-8 Inggris (British 8th Army)  keluar dari Tobruk di Libya. 
Pasukannya merangsek terus ke Mesir tapi berhasil dipatahkan di 'Alamain.
Begitu tentara Amerika Serikat mendarat  di Maroko dan Aljazair, pasukannya ditarik mundur meninggalkan Tunisia. 
Kiprahnya di medan pertempuran di padang pasir Afrika Utara itu  membuatnya dijuluki "Rubah Padang Pasir" ("The Desert Fox")
Pasukannya merangsek terus ke Mesir tapi berhasil dipatahkan di 'Alamain.
Kejeniusannya  dalam taktik perang infantri, didukung kecanggihan  teknologi panser  Jerman dan kedisiplinan pasukannya yang tinggi membuat  Jerman unggul. 
 Sayang sekali, kesuksesan ini tidak terlalu mendapat  tanggapan serius  dari Reichführer Hitler. 
Kurangnya pasokan logistik,  amunisi dan bahan  bakar dikarenakan perhatian Hitler ke front Rusia dan upaya menyerbu  Inggris serta adanya blokade Angkatan Laut Inggris di Laut Tengah  menyebabkan pasukan Afrika Korps tidak mampu melanjutkan pertempuran dan  terus mengalami kekalahan.
Benteng Atlantik 1943-1944
Rommel  yang terserang infeksi saluran pernafasan ditarik pulang ke Jerman. Ada  dugaan kekalahannya di El Alamein dan penarikan mundur pasukannya dari  Thubruq membuat Hitler berang. Kembali ke Jerman, Rommel sempat  menganggur. 
Akan tetapi saat serangan Sekutu makin gencar, Rommel ditunjuk sebagai Panglima Grup B Wehrmacht, yang bertugas mempertahankan pantai Perancis dari kemungkinan invasi Sekutu.
Di bawah komandonya termasuk barisan pertahanan Benteng Atlantik (Atlantic Wall) yang akhirnya tidak mampu menahan invasi Sekutu pada 6 Juni 1944.
Akan tetapi saat serangan Sekutu makin gencar, Rommel ditunjuk sebagai Panglima Grup B Wehrmacht, yang bertugas mempertahankan pantai Perancis dari kemungkinan invasi Sekutu.
Erwin Rommel mengontrol benteng pertahanan
Di bawah komandonya termasuk barisan pertahanan Benteng Atlantik (Atlantic Wall) yang akhirnya tidak mampu menahan invasi Sekutu pada 6 Juni 1944.
Plot Anti-Hitler
Pada  17 Juli 1944, dalam perjalanan pulang dari front, mobil Rommel  diberondong pesawat Spitfire Angkatan Udara Kanada. 
Rommel memilih mengakhiri hidupnya dengan sianida pada 14 Oktober 1944 dan dimakamkan secara kebesaran militer.
Setelah  usai perang, istrinya menyatakan bahwa Rommel menentang plot  tersebut  karena ingin menghindari anggapan generasi penerus Jerman bahwa  Jerman  kalah di Perang Dunia II karena Hitler ditikam dari belakang,   sebagaimana halnya yang terjadi pasca Perang Dunia ke-1 manakala   sebagian besar anggota Wehrmacht tidak mau menyerah begitu saja kepada   Sekutu. Rommel mengusulkan kepada kelompok Plot 20 Juli untuk menangkap   Hitler dan menyeretnya ke pengadilan rakyat. Sayangnya plot tersebut   terbongkar lebih dahulu sebelum dilaksanakan.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Erwin_Rommel









.jpg)

.jpg)






.jpg)


.jpg)

.jpg)
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)


.jpg)
No comments:
Post a Comment