KRI Cakra (401)
KRI Nanggala (402)
Meski tak lagi jadi ”pemain” yang dominan di kawasan Asia Tenggara,
kekuatan armada kapal selam TNI-AL masih cukup disegani, walau hanya
memiliki 2 unit kapal selam saja. Tumpuan TNI-AL yakni kapal selam dari
type 209/1300 yang dibuat oleh galangan kapal Howaldtswerke di Kiel,
kawasan Jerman Barat. Type 209 TNI-AL mulai dipesan Indonesia pada tahun
1977, dan baru pada tahun 1981 mulai bertugas memperkuat armada TNI-AL
dengan panggalannya di Lanal Dermaga Ujung, Surabaya.
Kedua
kapal diberi nama KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). Angka 4
menunjukkan identifikasi divisi kapal selam. Sebelumnya di era tahun
60an, TNI-AL juga menggunakan kode yang sama untuk identifikasi 12 unit
kapal selamnya. Untuk kemudahan identifikasi, kedua kapal disebut
sebagai kapal selam kelas Cakra.
KRI Cakra (401)
Tipe 209 adalah kelas diesel-listrik kapal selam serangan dikembangkan secara eksklusif untuk ekspor oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft Jerman. Varian asli (Type 209/1100) dirancang pada akhir tahun 1960. Meskipun tidak dioperasikan oleh Angkatan Laut Jerman, lima varian kelas (209/1100, 209/1200, 209/1300, 209/1400 dan 209/1500) telah berhasil diekspor ke 13 negara, dengan 61 kapal selam sedang dibangun dan ditugaskan antara 1971 dan 2008.
Kapal selam type 209 terbilang cukup laris di pasar internasional,
salah satu prestasi kapal jenis ini mampu mengusik gugus tempur angkatan
laut Inggris saat perang Malvinas di Atlantik Selatan. Setelah
menembakan torpedo yang sayangnya tak meledak, type 209 Argentina
berhasil lolos dari upaya sergapan setelah 60 hari kucing-kucingan, dan
bisa kembali ke pangkalan dengan selamat.
KRI
Cakra digerakan oleh motor listrik Siemens jenis low-speed yang
disalurkan langsung (tanpa gear pengurang putaran) melalui sebuah shaft
ke baling-baling kapal. Total daya yang dikirim adalah 5000 shp (shaft
horse power), tenaga motor listrik datang dari baterai-baterai besar
yang beratnya sekitar 25% dari berat kapal, baterai dibuat oleh Varta
(low power) dan Hagen (Hi-power). Tenaga baterai diisi oleh generator
yang diputar 4 buah mesin diesel MTU jenis supercharged.
Saat
menyelam kapal selam menggunakan tenaga listrik, hal ini membuat
pengoperasinnya bebas bising, senyap sehingga tak mudah terdeteksi
sonar dari kapal musuh. Saat kapal berada di permukaan baru diaktifkan
mesin disel, sekaligus tahap untuk proses re charging baterai.
Uji Coba Rudal
Persenjataan KRI Cakra terdiri dari 14 buat torpedo SUT (surface and underwater torpedo) 21 inchi buatan AEG dalam delapan tabung. Torpedo jenis ini dapat dikendalikan secara remote. KRI Cakra dan Nanggla juga kerap digunakan untuk menunjang misi intelijen dan observasi. Dalam beberapa kesempatan, kapal selam ini juga digunakan sebagai wahana transportasi bagi pasukan katak. Seorang pasukan katak dapat dilontarkan dari lubang tabung torpedo, sangat pas untuk misi infiltrasi.
KRI Cakra (401)
Update Info KRI Nanggala-402
JAKARTA, KOMPAS.com — Kapal selam TNI AL, KRI Nanggala-402, kembali memperkuat jajaran TNI AL. KRI Nanggala-402 telah selesai menjalani perbaikan dan perawatan total di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Korea Selatan.
Kedatangan kapal selam kedua milik TNI AL ini disambut Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno di Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/2/2012).
Sebelum merapat, KRI Nanggala-402 melintas di perairan Selat Madura di depan Dermaga Koarmatim. Para anak buah kapal melaksanakan parade rool guna memberi penghormatan. Dari dermaga, Korps Musik Lantamal V mengiringi dengan lagu ”Hymne Hiu Kencana” yang dinyanyikan oleh anggota TNI AL dari Satuan Kapal Selam Koarmatim.
Guna menjalani overhaul, KRI Nanggala-402, yang dikomandani Letkol Laut (P) Purwanto, dengan 35 awak kapal bertolak dari Tanah Air pada 9 Desember 2009 dan tiba di Korea Selatan pada 19 Desember 2009.
Saat ini kapal selam buatan Jerman tahun 1978 yang bergabung di jajaran TNI AL pada 1981 tersebut telah menjalani perbaikan secara menyeluruh, fisik, navigasi, serta sistem persenjataan.
KRI Nanggala-402 yang mengambil nama dari senjata pewayangan Nanggala dibuat oleh pabrikan Howaldtswerke, Kiel, Jerman, tahun 1981 tipe U-209/1300. Kapal yang merupakan salah satu kapal selam andalan Indonesia ini memiliki berat 1.395 ton, dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Dengan mesin diesel elektrik, kapal selam ini mampu melaju dengan kecepatan kurang lebih 25 knot.
Setelah overhaul, KRI Nanggala-402 telah dilengkapi sonar teknologi terkini dengan persenjataan mutakhir, antara lain, torpedo dan persenjataan lainnya. Sebelum overhaul, KRI Nanggala-402 aktif melaksanakan sejumlah misi penegakan kedaulatan, hukum, dan kemanan di laut, serta latihan yang digelar TNI AL.
Pada latihan operasi laut gabungan, 8 April-2 Mei 2004, KRI Nanggala-402 menunjukkan kemampuan sebagai monster bawah laut dengan menembakkan torpedo dan berhasil menenggelamkan KRI Rakata yang dijadikan sebagai sasaran tembak pada latihan tersebut.
Selain KRI Nanggala-402, TNI AL juga sebelumnya telah meningkatkan kemampuan KRI Cakra-401 dengan melaksanakan overhaul di Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering. Overhaul KRI Cakra-401 selama bulan Mei 2004 hingga 13 Februari 2006 dengan hasil optimal seperti layaknya kapal baru dengan kondisi awal mencapai 100 persen serta telah operasional hingga saat ini.
Kapal selam merupakan senjata berdaya tangkal tinggi karena karakternya yang sulit dideteksi dan mampu membawa berbagai jenis senjata, seperti torpedo, ranjau, dan peluru kendali.
Bagi Indonesia, memiliki dan mengoperasikan kapal selam akan memperkuat daya dan kekuatan tangkal. Sejarah peperangan laut membuktikan bahwa hanya kapal selam yang mampu masuk dan menembus jantung pertahanan lawan. Kapal selam juga dapat menghancurkan center of gravity sebuah armada tempur, demikian juga sebaliknya dapat menjadi center of gravity angkatan laut.
Spesifikasi Teknis Kapal Selam Type 209
1100 | 1200 | 1300 | 1400 | 1500 | |
---|---|---|---|---|---|
Displacement (submerged) | 1,207 t | 1,285 t | 1,390 t | 1,586 t | 1,810 t |
Dimensions | 54.1×6.2×5.9 m | 55.9×6.3×5.5 m | 59.5×6.2×5.5 m | 61.2×6.25×5.5 m | 64.4×6.5×6.2 m |
Propulsion | Diesel-electric, 4 diesels, 1 shaft | ||||
5000 shp | 6,100 shp (4,500 kW) | ||||
Speed (surface) | 11 knots (20 km/h) | 11.5 knots | |||
Speed (submerged) | 21.5 knots | 22 knots | 22.5 knots | ||
Range (surface) | 11,000 nmi (20,000 km) at 10 knots (20 km/h) | ||||
Range (snorkel) | 8,000 nmi (15,000 km) at 10 knots (20 km/h) | ||||
Range (submerged) | 400 nmi (700 km) at 4 knots (7 km/h) | ||||
Endurance | 50 days | ||||
Maximum depth | 500 m | ||||
Armament | 8x 553 mm torpedo tubes
|
Daftar Kapal Selam TNI AL Yang Ada Dan Yang Akan Datang
No. | Nama kapal | Lambung | Status | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
1 | KRI Cakra | 401 | masih bertugas | ||
2 | KRI Nanggala | 402 | masih bertugas | ||
3 | HDW Type 209/1400 | 0 | dalam pesanan | Kapal Selam kelas changbogo dari korsel, Akan dikirim antara tahun 2015-2018 | |
4 | HDW Type 209/1400 | 0 | dalam pesanan | Kapal Selam kelas changbogo dari korsel, Akan dikirim antara tahun 2015-2018 | |
5 | HDW Type 209/1400 | 0 | dalam pesanan | Kapal Selam kelas changbogo dari korsel, Akan dikirim antara tahun 2015-2018 |
No comments:
Post a Comment