Peluru kendali balistik adalah peluru kendali yang terbang dalam ketinggian sub-orbit melalui jalur balistik. Rudal balistik hanya dapat dikendalikan dalam tahap peluncurannya saja.
History
Peluru kendali balistik
- adalah peluru kendali yang memakai lintasan trayektori yang ditentukan oleh balistik dalam sistem pengirimannya.
- Peluru kendali ini hanya dikendalikan dalam masa peluncuran saja. Peluru kendali balistik yang pertama adalah roket V-2 yang dikembangkan oleh Nazi Jerman pada 1930-an dan 1940-an atas instruksi dari Walter Dornberger.
- Peluru kendali balistik dapat diluncurkan dari lokasi tetap seperti silo misil, kendaraan peluncur, pesawat, kapal atau kapal selam.
- Tahap peluncuran dapat berlangsung dari puluhan detik sampai beberapa menit dan dapat terdiri sampai dengan tiga tingkat roket.
- Trayektori rudal balistik terdiri dari tiga tahap yaitu tahap peluncuran, tahap terbang bebas dan fase memasuki kembali atmosfer Bumi.
Dalam peluncuran rudal balistik, ada 3 fase utama:
- Boost Phase; Fase dimana rudal meluncur dengan dorongan mesin roket, ketinggian tergantung jarak tempuh rudal, untuk ICBM, bisa mencapai 400 Km.
- Mid-course Phase; Fase dimana rudal berada di luar atmosfir bumi, pada fase ini, rudal melepaskan
- Reentry Vehicle (RV) yg dimiliki ke target2 yg sudah ditentukan. Re-entry Phase; Fase dimana RV memasuki atmosfir, rata2 dari ketinggian 100 Km. Kecepatan rata2 4 Km / s
Rudal balistik bervariasi menurut penggunaan dan jangkauannya dan umumnya dibagi kedalam kategori menurut jangkauan.
- Peluru kendali balistik jarak pendek (short-range ballistic missile atau SRBM) memiliki jangkauan kurang dari 1.000 km. Rudal jenis ini memiliki hulu ledak konvensional. Contoh dari rudal jenis ini antara lain adalah: V-2, Scud dan SS-21 Scarab.
Roket V-2 Nazi German
Elbrus (SS-1C Scud-B) Uni Sovyet
MissileElbrus (SS-1C Scud-B)
Tochka (SS-21 Scarab) Uni Sovyet
MissileTochka (SS-21 Scarab)
- Peluru kendali balistik jarak menengah (medium-range ballistic missile atau MRBM) meiliki jangkauan antara 1.000 sampai 2.500 km. Contohnya antara lain:
Ghauri-I (1,200 km) (Pakistan)
Ghauri-I
Agni-II
DF-21 (1,700+ km) (China)
DF-21
Jericho II (1,300 km) (Israel)
Jericho II
Rodong-1 (900–1,300 km) (North Korea) - Intermediate-range ballistic missile atau IRBM memiliki jangkauan antara 2.500 sampai 3.500 km.
Agni-III (3,500–5,000 km) India
Agni-III
Agni-IV (3000–4000 km) India
Agni-IV
RSD-10 Pioneer (SS-20) (5500 km) Soviet Union
RSD-10 Pioneer
Poseidon C3 missile (5000 km) USA
Poseidon C3
Shaheen-III (4500 km) Pakistan
Musudan (2500–4000 km)(not proven) North Korea
Musudan
Shahab-5 (Toqyān 1) (3000–5000 km) (not proven) Iran
Shahab-6 (Toqyān 2) (3000–5000 km) (not proven) Iran
- Peluru kendali balistik sub-benua (sub-continental ballistic missile atau SCBM).
United States United States of America
UGM-27 Polaris
UGM-27 Polaris
UGM-133 Trident II (D5) – Operational
UGM-133 Trident II (D5)
Soviet Union/Russia Soviet Union / Russian Federation
RSM-50 R-29R "Vysota", NATO name SS-N-18 "Stingray" – Operational
RSM-50 R-29R
RSM-54 R-29RMU "Sineva", NATO name SS-N-23 "Skiff" – Operational
RSM-54 R-29RMU
RSM-54 R-29RMU2 "Layner" – Operational
United Kingdom United Kingdom
UGM-133 Trident II (D5) – Operational
UGM-133 Trident II (D5)
France France
China People's Liberation Army Navy
- Peluru kendali balistik antar benua (intercontinental ballistic missile atau ICBM) memiliki jangkauan lebih besar dari 3.500 km yang terdiri dari:
- Peluru kendali balistik antar benua jarak terbatas (limited range intercontinental ballistic missile atau LRICBM) memiliki jarak antara 3.500 sampai 8.000 km.
- LRICBM juga dikenal sebagai Peluru kendali balistik jarak kauh (LRBM).
- Full range intercontinental ballistic missile atau FRICBM memiliki jangkauan antara 8.000 sampai 12.000 km.
- Peluru kendali balistik berbasis kapal selam (submarine-launched ballistic missile atau SLBM).
Contoh LRICBM, RBM, FRICBM -launched ballistic missile
Peacekeeper (10,000 km (6,200 mi)+) (USA)
Peacekeeper
Minuteman (10,000+ km) (USA)
Minuteman
R-36M2 (SS-18) (10,000+ km) (Soviet Union, Russia)
R-36M2 (SS-18)
UR-100N (SS-19) (10,000+ km) (Soviet Union, Russia)
UR-100N (SS-19)
RT-2PM "Topol" (SS-25) (10,000+ km) (Soviet Union, Russia)
RT-2PM "Topol" (SS-25)
RT-2UTTH "Topol M" (SS-27) (10,000+ km) (Russia)
RT-2UTTH "Topol M" (SS-27)
RS-24 "Yars" (SS-29) (10,000+ km) (Russia)
RS-24 "Yars" (SS-29)
Submarine-launched ballistic missile
Amerika Serikat
Soviet Union/Russia Soviet Union / Russian Federation
RSM-50 R-29R "Vysota", NATO name SS-N-18 "Stingray" – Operational
RSM-50 R-29R
RSM-54 R-29RMU "Sineva", NATO name SS-N-23 "Skiff" – Operational
RSM-54 R-29RMU
RSM-54 R-29RMU2 "Layner" – Operational
United Kingdom United Kingdom
France France
M45 – Operational
China People's Liberation Army Navy
JL-2 – Operational
No comments:
Post a Comment